PENDEKATAN DEEP LEARNING DAN DEEP TEACHING DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Abdulloh Faqih

Selamat datang di MA Matholi’ul Anwar, lembaga pendidikan yang senantiasa berkomitmen untuk mencetak generasi unggul, religius, dan berdaya saing. Dengan penuh semangat, kami menyambut kehadiran peserta didik yang telah memilih madrasah ini sebagai tempat untuk menimba ilmu dan mengasah potensi diri. Di sini, kalian akan memasuki perjalanan baru yang tidak hanya bertujuan untuk meraih prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Pertumbuhan dan perkembangan zaman yang semakin maju menuntut adanya sikap yang cerdas dan tegas dari semua praktisi pendidikan guna mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing sekaligus berkompeten dalam segala bidang. Untuk memenuhi hal tersebut, konsep Deep Learning dan Deep Teaching menjadi perhatian dan pilihan utama di MA Matholi’ul Anwar dalam aktivitas belajar dan pembelajaran sehari-harinya. Konsep ini diimplementasikan sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran bagi peserta didik sehingga mereka memiliki pengalaman belajar yang lebih bermakna dan mendalam. Hal ini sesuai dengan visi madrasah yang berkomitmen pada kualitas pendidikan (unggul, religious, dan berdaya saing).

Menurut Abdul Mu’ti (Mendikdasmen), pendekatan pembelajaran Deep Learning memiliki tiga komponen penting, yakni Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning. Proses Meaningful Learning membantu peserta didik dalam memaknai hal-hal yang sedang dipelajari. Proses Mindful Learning membentuk peserta didik sebagai agen aktif dalam mengembangkan pemahaman dan kompetensinya. Proses Joyful Learning meningkatkan motivasi melalui suasana belajar yang menyenangkan.

Penerapan Deep Learning di MA Matholi’ul Anwar dilakukan untuk mendorong peserta didik dalam memahami, mengintegrasikan, dan menerapkan pengetahuan mereka. Hal ini berimbas pada penguatan kemampuan mereka dalam menganalisis informasi secara kritis, menghubungkan konsep-konsep lintas disiplin, mengembangkan pemahaman yang kompleks dan berkelanjutan, serta memecahkan masalah nyata. Proses ini menekankan keterlibatan aktif siswa, menjadikan mereka subjek aktif dalam pembelajaran, bukan sekadar objek pasif. Ranah inilah yang membedakannya dengan Surface Learning yang hanya berfokus pada hafalan dan reproduksi informasi.

Ary Ginanjar mendefinisikan bahwa Deep Teaching adalah kemampuan mengajar secara mendalam dari guru untuk menggali potensi peserta didik agar berpikir lebih mendalam, menemukan pola baru, hingga menciptakan terobosan baru. Guru MA Matholi’ul Anwar dapat memanfaat kan metode ini untuk memantik intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan yang tepat.

Deep Teaching adalah pendekatan pengajaran yang dirancang untuk mendukung terjadinya Deep Learning. Dengan mengintegrasikan Deep Learning dan Deep Teaching, MA Matholi’ul Anwar dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara signifikan. Pendekatan ini mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global, sejalan dengan nilai-nilai madrasah. Namun, keberhasilan implementasi memerlukan komitmen semua pihak untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang mendukung, baik dari guru, siswa, maupun orang tua.